MASYARAKAT SOROT BANGKAI BANK NTT.
Klaping : Alangkah baiknya bangkai Bank NTT di gusur.
++++++ Foto : Niko Klaping ++++++++++
Bangkai Gedung Bank NTT Cabang Kalabahi menjadi sorotan. Masyarakat meminta agar bangkai Bank tersebut segera digusur. Butuh ketegasan Drs Simeon Pally sebagai Bupati Alor.
Kalabahi, KE’eX. Pembangunan Gedung Bank NTT yang terbengkalai setelah dihentikan oleh Bupati Alor Drs Simeon Th. Pally kini kembali menjadi sorotan, kali ini datang dari salah satu Tokoh Masyarakat Pantar Timur yang berdomisili di Kalabahi Niko Klaping. Kepada media ini Klaping mengungkapkan bentuk kekecewaannya kepada Bupati Pally karena tidak tegas dalam mengeksekusi kebijakannya. Menurut Klaping jika pembangunan Bank tersebut dihentikan karena alasan tata ruang kota maka sebaiknya bangunan tersebut digusur karena bangkai bangunan tersebut sangat mengganggu pemandangan dan membuat Kota Kalabahi sebagai kota kumuh. Klaping juga mepertanyakan konsistensi Bupati Pally, baginya bila Bupati berani menghentikan pembangunan gedung bank NTT tersebut maka Bupati juga harus berani menggusur bangkai bangunan tersebut. Lanjut Klaping buykan saja bangkai bank NTT yang disorot Klaping, tetapi bangunan kantor yang selama ini dipakai Bank NTT juga haruslah dipindahkan. "Apa bedanya bangkai bangunan Bank NTT dengan kantor Bank NTT sekarang kedua bangunan tersebut sama-sama berdiri di tempat yang salah. Gusur juga gedung yang dipakai Bank NTT sekarang kan lebih adil" Ujar Klaping. Klaping berharap Bank NTT secepatnya Bank NTT "angkat kaki" dari Gedung tersebut. " Bank NTT tu uang banyak jadi beli tanah lain ko bangun gedung baru to" harap Klaping.
Kondisi Bank NTT memang memprihatinkan dan tidak sesuai dengan standar pelayanan public karena posisinya yang tidak strategis, tempat parkir yang sempit, gedung yang kecil sehingga melebihi kapasitas orang yang bertransaksi didalamnya " pada saat-saat PNS mau gajian, maka bank tersebut penuh sesak seperti orang lagi di pasar ikan saja" kata Klaping.
Klaping tidak saja mempersoalkan Gedung Bank NTT, tetapi gedung Dharma Wanita yang kini mengalami nasib yang sama. Terbengkalainya gedung Dharma Wanita sama saja dengan Bupati menyepelehkan hak-hak wanita di Kabupaten Alor. " Bagaimana perempuan bisa berkarya kalau fasilitas gedung saja tidak ada" Tanya Klaping. Lanjut Klaping Gedung Dharma Wanita harus ada sehingga kegiatan dharma wanita jelas dan tidak dilakukan di tempat-tempat yang tidak jelas. "coba kita selidik, kegiatan dharma wanita tu dibuat di mana saja" Tanya Klaping lagi. Klaping berharap Wanita Kabupaten Alor harus diberikan fasilitas yang cukup termasuk gedung sehingga semua kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan. (Vickent).
Bila diteruskan akan semakin baik krn secara struktur bangunan sdh mencapai sekitar 60-70 % sayang uang yg sdh digelontorkan berapa Milyard rupiah ?
BalasHapusBila diteruskan akan semakin baik krn secara struktur bangunan sdh mencapai sekitar 60-70 % sayang uang yg sdh digelontorkan berapa Milyard rupiah ?
BalasHapus